Muliawati, Hesti (2012) Cara pemerolehan dan bentuk kalimat bahasa Sunda (Studi Kasus Anak Kelas A TK Sejahtera Banjar). Masters thesis, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

[img]
Preview
Text
11065561.pdf

Download (949kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, mendeskripsikan cara pemerolehan kalimat bahasa Sunda pada anak kelas A Taman Kanak-kanak (TK) Sejahtera. Kedua, mendeskripsikan bentuk kalimat bahasa Sunda pada anak kelas A TK Sejahtera. Bentuk penelitian ini adalah studi kasus terhadap anak kelas A TK Sejahtera, Banjar sebanyak 25 siswa dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini akan melibatkan periode rentang waktu tertentu model cross-sectional dengan jenis penelitian observasional-natural. Sumber data dalam penelitian ini berupa kalimat dan konteks penggunaan kalimat bahasa Sunda pada anak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik sadap. Metode ini menekankan bahwa peneliti hanya menyimak dan menyadap apa yang diujarkan oleh subjek penelitiannya tanpa terlibat sedikitpun ujaran itu. Analisis data dilakukan menggunakan metode padan dengan alat penentunya mitra wicara. Hasil pengamatan dicatat dan dideskripsikan dalam catatan lapangan. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Cara pemerolehan kalimat bahasa Sunda dalam penelitian ini melalui meniru, bertanya, dan bercerita. Bentuk kalimat bahasa Sunda yang diperoleh anak adalah kalimat tanya, berita, dan perintah. Kalimat tanya telah dikuasai anak laki-laki pada usia 4 hingga 5 tahun dengan menggunakan kata tanya naon ‘apa’, saha ‘siapa’, iraha ‘kapan’, kumaha ‘bagaimana’, kunaon ‘mengapa’, dan kata tanya “bagaimana serta mengapa” sering digantikan dengan kata tanya “apa”. Kalimat berita dengan menggunakan bahasa Sunda telah dikuasai anak laki-laki dan perempuan usia 4 hingga 5 tahun dengan menggunakan konjungsi jeung, sareng, ‘dan’, pédah ‘karena’ dan bentuk superlatif telah dikuasai. Konjungsi “jadi” pada anak perempuan telah tampak pada usia 4 tahun, sedangkan pada anak laki-laki baru muncul pada usia 5 tahun. Kalimat perintah yang diperoleh dibagi ke dalam lima jenis yakni: a) kalimat perintah jenis permintaan; b) kalimat perintah jenis anjuran; c) kalimat perintah jenis ajakan; d) kalimat perintah jenis harapan; e) dan kalimat perintah jenis larangan. Akan tetapi, jenis harapan pada anak laki-laki belum muncul. Berbeda halnya dengan perempuan yang telah menguasai seluruh jenis kalimat perintah, meskipun jenis anjuran dan harapan masih jarang diungkapkan. Keseluruhan bentuk kalimat yang diperoleh dinyatakan dalam kalimat bahasa Sunda dan campur kode

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Penelitian Bahasa dan Sastra
Divisions: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Depositing User: Mr Rasyid Ridho
Date Deposited: 08 Feb 2017 03:58
Last Modified: 08 Feb 2017 03:58
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/435

Actions (login required)

View Item View Item
garudaslot 55tbet nadim togel santuy4d garuda slot