Suhartono, Yudi (2012) Faktor-faktor penyebab kerusakan lukisan gua prasejarah di Maros Pangkep dan upaya penanganannya. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Lukisan Gua Prasejarah Di Maros Pangkep dan Upaya Penanganannya, 6 (1). pp. 14-25.

[img]
Preview
Text
2.FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN LUKISAN GUA PRASEJARAH DI MAROS PANGKEP DAN UPAYA PENANGANANNYA.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Di kawasan pegunungan kapur (kars) Maros dan Pangkep terdapat gua-gua yang pada masa prasejarah dihuni oleh manusia. Selain sebagai tempat tinggal, dinding-dinding gua digunakan sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman, perjuangan dan harapan hidup manusia dalam bentuk lukisan gua. Lukisan dinding gua dinding gua kondisi sebagian besasr telah mengalami kerusakan dan pelapukan. Kerusakan lukisan dinding gua diduga diakibatkan oleh adanya kontak dengan atmosfer yang berbeda secara signifikan pada musim hujan dan kemarau. Kerusakan lukisan dindng gua yang terjadi di antaranya adalah pengelupasan lapisan dinding gua yang ada pada lukisan, Pertumbuhan lumut/ganggang yang menutupi lukisan dan Lukisan terhapus oleh aliran air hujan yang melewati lukisan. Kerusakan lukisan gua juga disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik) seperti degradasi ekosistem karst dan vandalisme. Dalam upaya memperlambat kerusakan lukisan gua, ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan seperti konsolidasi lukisan dinding gua (penanganan masalah air di gua), penanganan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, konservasi lingkungan, perlu dipertimbangkan untuk menutup secara total salah salah satu gua yang memiliki lukisan gua yang beragam dan dalam keadaan baik dengan mengatur suhu dan kelembabannya, dan sebelum konservasi lingkungan berhasil dilakukan, diperlukan upaya jangka pendek untuk mengurangi kerusakan lukisan gua. Untuk meminalkan kerusakan lukisan yang disebabkan oleh faktor manusia (Antropogenik) perlu dilakukan tindakan seperti pendataan secara menyeluruh gua-gua prasejarah dan diberikan Surat Keputusan Cagar budaya yang dilindungi UU No 11 tahun 2010, pembuatan zonasi pada setiap gua, penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan penambangan batu gamping/pabrik semen dan perlu segera dibuakan Rencana Induk Pelestarian. Kerusakan dan pelapukan pada cagar budaya merupakan peristiwa alami yang tidak dapat dihentikan. Mestipun upaya konservasi dapat memperlambat proses tersebut. Dokumentasi dan monitoring merupakan kegiatan yang sangat penting agar tidak kehilangan data ketika cagar budaya mengalami kerusakan dan pelapukan.

Item Type: Article
Subjects: Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi
Pendidikan > Kebudayaan > Cagar Budaya
Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya
Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan
Divisions: Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > Balai Konservasi Borobudur
Depositing User: Ilma Avitrianti
Date Deposited: 24 Jul 2017 07:31
Last Modified: 18 Aug 2017 08:22
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/4083

Actions (login required)

View Item View Item
garudaslot mariatogel slot gacor 4d santuy4d garuda slot gacorbos slot gacor malam ini slot deposit pulsa https://prosiding.umk.ac.id/ https://jurnal.itsp.ac.id/ slot deposit pulsa