Zubir, Zusneli and Devi, Silvia (2015) Dukun bayi Nagari Koto Anau: potret pengobatan tradisional 1979-2012. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, Padang, pp. 1-215. ISBN 9786028742894
Text
Dukun Bayi.pdf Download (4MB) |
Abstract
Sebelum mengenal ilmu kedokteran, orang Minangkabau telah memanfaatkan jasa ‘dukun kampung’ untuk mengobati penyakit. Demikian juga halnya dalam proses persalinan, ibu-ibu hamil biasanya mendatangi dukun bayi atau dukun beranak. Hal ini masih menjadi gejala umum bahkan sekalipun sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) telah berdiri di Batavia pada tahun 1927, di mana sejak pemerintah kolonial Belanda membuka sekolah kedokteran itu, lebih dari 25% mahasiswanya tercatat adalah orang Minangkabau. Masyarakat Koto Anau memposisikan dukun dalam status sosial yang tinggi. Hal ini bukan hanya karena pengetahuan medisnya, melainkan juga karena keahliannya dalam mantra. Mantra sendiri merupakan perpaduan tradisi lokal dan tradisi keislaman. Mantra, atau dalam istilah setempat disebut tawa, dianggap mampu mengusir roh-roh jahat dan mengembalikan kesembuhan si pasien. Dengan kepandaian menawa itu, Edwin M. Loeb mengatakan, bahwa dukun di Minangkabau lebih menunjukkan identitasnya sebagai cenayang. Senada dengan itu, Toorn lebih jauh menegaskan bahwa untuk berkomunikasi dengan roh-roh gaib, seorang dukun akan bersemedi atau menyendiri. Kecemasan dukun bayi pada hari ini di nagari Koto Anau adalah tidak adanya minat dari anak-anak untuk mau menerima, ataupun meminta ilmu tersebut kepada mereka.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian Pendidikan > Kebudayaan > Kearifan lokal |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPNB Sumatera Barat |
Depositing User: | Mr Mardoni Mardoni |
Date Deposited: | 31 Jan 2019 04:52 |
Last Modified: | 31 Jan 2019 04:52 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/9720 |
Actions (login required)
View Item |