Rosliani, Rosliani (2012) Mimikri dan hibriditas novel Hindia Belanda: kajian poskolonialisme. Doctoral thesis, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
|
Text
Cover.pdf - Published Version Download (551kB) | Preview |
Abstract
Disertasi ini berjudul “Mimikri dan Hibriditas Novel Hindia Belanda: Kajian Poskolonialisme”. Novel yang dijadikan bahan penelitian adalah Max Havelaar karya Multatuli (1839-1887), Berpacu Nasib di Kebun Karet M.H. Székely-Lulofs (18991958), Manusia Bebas karya Suwarsih Djojopuspito (1912-1977), dan Oeroeg karya Hella S. Haasse (1918-2011). Hasil identifikasi terhadap novel tersebut ditemukan masalah yang berkaitan dengan struktur penceritaan, mimikri, ambivalensi, hibriditas dan sinkretisme. Dari kelima masalah, ambivalensi muncul akibat ketidakpastian mimikri dan sinkretisme muncul akibat fleksibelitas hibridisasi Barat dan Timur. Di dalam penganalisisan digunakan teori poskolonialisme dan teori struktur naratif dengan paradigma konstruktivisme. Penggunaan teori dan metodologi penelitian ini untuk mengungkap gaya hidup Hindia Belanda sebagai realitas fiksi dan peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya sebagai realitas historis. Untuk itu, penelitian ini menggunakan uji teks dan uji pustaka dalam membenarkan deskripsi dan komparasi realitas fiksi dan realitas historis kehidupan bangsa penjajah dan bangsa terjajah di Hindia Belanda. Secara struktur naratif, realitas fiksi novel Hindia Belanda dideskripsikan secara kronologis berdasarkan struktur plot, struktur fisik, ras, dan relasi gender, struktur ruang dan waktu, serta struktur transmisi narasi. Realitas fiksi ini diikuti pendeskripsian realitas historis dengan fokus pada riwayat hidup pengarang dan masalah yang dihadapi elite birokrasi, baik pemerintahan, pendidikan, maupun perkebunan. Hasilnya, realitas fiksi dalam novel didasarkan pada realitas historis, seperti praktik KKN dan pembaratan, baik sesuai konteks historisnya maupun konteks historis yang dipindahkan dan disamarkan lokasi serta nama pelakunya. Pemunculan benturan peradaban Barat dan Timur dalam novel Hindia Belanda memunculkan masalah mimikri dan hibriditas bagi bangsa Belanda dan Indonesia. Mimikri dalam gaya hidup yang berterima di Hindia Belanda, misalnya, membentuk ambivalensi kepribadian bangsa yang terjajah (Indonesia) dan bangsa yang menjajah (Belanda). Mimikri dan ambivalensi tersebut menempatkan hibriditas struktural dan kultural yang berpusat pada model dan wujud kepemimpinan. Hibriditas kepemimpinan memunculkan sinkretisme religi di mana Barat yang Kristen bertemu dengan Timur yang memiliki keanekaragaman religi. Persoalan mimikri dan hibriditas dalam realitas fiksi dan realitas historis novel Hindia Belanda tersebut menjadi fokus penelitian poskolonial ini sehingga memberi gambaran yang jelas terhadap akar persoalan kebangsaan Indonesia yang tetap mengedepankan local geniusnya menghadapi era globalisasi.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Penelitian Bahasa dan Sastra |
Divisions: | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa |
Depositing User: | Mr Rasyid Ridho |
Date Deposited: | 08 Feb 2017 03:59 |
Last Modified: | 08 Feb 2017 03:59 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/449 |
Actions (login required)
View Item |