Purwana, Bambang H. Suta and Larasati, Theresiana Ani and Andrianto, Ambar (2019) Komunitas kampung Pitu Gunung Kidul. Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta. ISBN 9789798971983
|
Text (Buku tentang Komunitas Kampung Pitu, sebuah pemukiman penduduk di puncak gunung api purba Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul ini membahas tentang sejarah perkembangan komunitas Kampung Pitu)
KOMUNITAS KAMPUNG PITU GUNUNG KIDUL.pdf Download (35MB) | Preview |
Abstract
Kampung Pitu dikenal dengan ciri khas, pemukiman penduduk di puncak gunung api purba Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul yang mempertahankan tradisi leluhur dengan pembatasan jumlah kepala keluarga sebanyak tujuh orang. Ada kepercayaan, mitos turun-temurun bahwa Kampung Pitu atau Tlogo hanya boleh dihuni oleh tujuh keluarga, apabila pantangan ini dilanggar, maka akan berakibat buruk bagi yang melanggar. Tulisan ini bertujuan menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan Kampung Pitu, strategi warga KampungPitu dalam melestarikan nilai budaya dan adat istiadat warisan leluhurnya, serta upaya mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui sektor pariwisata. Berbagai tradisi dan ritual keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun generasi pertama, pendiri Kampung Pitu, yang masih dilestarikan arga Kampung Pitu. Mereka melestarikan nilai-nilai budaya dan keutuhan warga Kampung Pitu melalui pelaksanaan berbagai ritual keagamaan memegang teguh wewaler atau pantangan yang bersumber dari mitos tentang awal mula pendiri Kampung Pitu membuka pemukiman di puncak gunung api purba Nglanggeran. Sistem sosial Kampung Pitu terus dipelihara pertahankan oleh warganya melalui strategi mempertahankan pola resiprositas antarwarga Kampung Pitu dalam berbagai wujud resiprositas liputi aktivitas saling bantu-membantu dalam berbagai kegiatan seperti berbagai ritual yang terkaitan dengan tahap-tahap kehidupan manusia. Hubungan sosial saling bantu-membantu atau gotong royong itu juga terwujud dalam kegiatan membangun rumah, membangun jalan, membersihkan jalan dan fasilitas umum lain. Solidaritas warga Kampung Pitu selalu dilestarikan melalui berbagai ritual keagamaan yang bersifat publik dan melibatkan seluruh warga Kampung Pitu. Berbagai ritual keagamaan orang Kampung Pitu juga berperan meneguhkan kepercayaan bahwa Kampung Pitu hanya boleh dihuni oleh kepala keluarga.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Kepercayaan Pendidikan > Kebudayaan > Kampung Adat Pendidikan > Kebudayaan > Masyarakat Adat |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPNB D.I.Yogyakarta |
Depositing User: | Sekretariat Ditjen Kebudayaan |
Date Deposited: | 17 Oct 2024 07:03 |
Last Modified: | 17 Oct 2024 07:03 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/32194 |
Actions (login required)
View Item |