Natsir, M. and Maryadi, Sisva and B, Maulidi Novianri (2018) Eksistensi Kesenian Gandut di Kalimantan Selatan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, Pontianak. ISBN 9786023916733
|
Text
Eksistensi Kesenian Gandut Di Kalimantan Selatan.pdf - Published Version Copyright All Rights Reserved Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kehidupan kesenian sangat berkaitan erat dengan masyarakat, budaya, dan lingkungan tempat kesenian tersebut berkembang. Kendati pun masyarakat di daerah pedesaan tidak terluput dari pengaruh arus modernisasi, bila dibandingkan dengan masyarakat di daerah perkotaan, mereka relatif masih lebih banyak mencerminkan kebudayaan lokalnya. Salah satu kesenian yang ada di Indonesia yaitu Gandut. Gandut merupakan salah satu kesenian tradisional Banjar yang mirip dengan kesenian ronggeng atau tayub di Jawa. Kesenian ini berkembang di daerah Pandahan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, yang pada masa itu dikenal sebagai daerah persinggahan pedagang yang ingin bepergian ke pelabuhan di daerah Margasari. Selain itu, daerah Pandahan juga dikenal sebagai tempat berkembangnya beberapa kesenian tradisional yang masih eksis sampai sekarang di Kalimantan. Seni Teater Mamanda, Kuda Gipang, Wayang Kulit, dan Musik Panting adalah kesenian yang berkembang dari Pandahan. Ciri khas kesenian Gandut adalah adanya pagandut yang bisa menari dan menyanyi, saweran dari penonton, penonton bisa menari dengan pagandut, arenanya hanya berupa lapangan yang dikelilingi oleh tari atau kursi penonton, serta empat jenis tarian Gandut yaitu tari Mandung-Mandung, tari Mangandangan, tari Manunggul dan tari Karuncungan. Dalam penampilannya, kesenian ini menampilkan satu penyanyi sekaligus penari dan beberapa orang pemusik. Dulunya gandut ini merupakan kesenian yang sangat populer dan mengalami masa kejayaannya pada tahun 1960-an, akan tetapi sekarang sudah mengalami kemunduran. Salah satu penyebab dari kemunduran kesenian gandut ini adalah kesenian ini dianggap erotis dan bertentangan dengan ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Banjar. Pada akhirnya gandut ini mengalami kemunduran dan kemudian muncullah bajapin sebagai sarana hiburan yang mirip dengan gandut.
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hulu Sungai Tengah, Haruyan, Tapin, |
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Tarian Tradisional Pendidikan > Kebudayaan > Seni pertunjukkan Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPNB Kalimantan Barat |
Depositing User: | Bpnb Kalbar |
Date Deposited: | 18 Mar 2024 09:45 |
Last Modified: | 18 Mar 2024 09:45 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/30958 |
Actions (login required)
View Item |