Alam, Nur (2015) Masjid-masjid kuno di Aceh. Balai Pelestarian Cagar Budaya Banda Aceh, Banda Aceh. ISBN 1412-5617
|
Text
MASJID-MASJID KUNO DI ACEH.pdf - Published Version Copyright All Rights Reserved Download (112MB) | Preview |
Abstract
Sebagai daerah yang pertama kali mendapat pengaruh ajaran Islam maka tidak mengherankan jika di Aceh banyak dijumpai masjid-masjid kuno. Beberapa di antaranya bahkan memiliki nilai sejarah, arkeologis, dan arsitektur yang tinggi. Selain memiliki nilai bagi sejarah, arkeologis, dan arsitektur, beberapa masjid kuno di Aceh juga menjadi saksi bisu peristiwa gempa bumi dan tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Bencana maha dahsyat tersebut ternyata tidak menghancurkan semua bangunan masjid kuno sehingga tidak heran jika orang meyakini bahwa hal tersebut merupakan keajaiban.
Masjid kuno yang dijumpai di Aceh merupakan salah satu bukti perkembangan Islam di wilayah Aceh. Dari segi arsitektur, masjid kuno yang ada di Aceh berbahan kayu dengan sistem pasak yang menandakan ciri konstruksi lokal dengan bentuk atap tumpang. Dalam perjalanan sejarah, arsitektur masjid kuno di Aceh mengalami perkembangan yang ditandai dengan bergantinya material penyusun bangunan dari bahan kayu menjadi struktur bangunan bata dengan menggunakan kubah bergaya arsitektur Indo-Persiani yang berasal dari India yang mendapat pengaruh Persia. Tampilan arsitektur masjid raya Baiturrahman ini menjadi penanda era arsitektur masjid modern di Aceh, bahkan Nusantara. Hal ini memberikan gambaran mengenai perubahan arsitektur masjid di Aceh.
Mencermati masjid kuno yang dijumpai di Aceh terlihat bahwa tidak semua masjid kuno tersebut berada dalam kondisi terawat. Masjid kuno yang memiliki nilai historis yang tinggi sebut saja masjid raya Baiturrahman, masjid Baiturrahim, masjid Indrapuri dan masjid Beuracan berada dalam kondisi yang cukup terawat, walaupun dalam pelaksanaan kegiatan perawatan tersebut terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kerja arkeologi seperti mengganti warna cat maupun menambah tinggi lantai. Jika hal-hal seperti ini terus berlangsung, dikhawatirkan ke depan nantinya akan banyak terjadi perubahan tampilan masjid kuno. Sehingga perlu upaya dalam menggugah kesadaran masyarakat untuk memahami langkah-langkah kerja pelestarian yang sesuai dengan kaidah arkeologi. Salah satu upaya menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya adalah dengan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai benda cagar budaya. Untuk itulah maka Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh menerbitkan buku mengenai Masjid-Masjid Kuno di Aceh.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Kepercayaan Pendidikan > Kebudayaan > Cagar Budaya |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPCB Aceh |
Depositing User: | Sekretariat Ditjen Kebudayaan |
Date Deposited: | 14 Dec 2023 04:36 |
Last Modified: | 14 Dec 2023 04:36 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/29541 |
Actions (login required)
View Item |