Warto, Warto and Riyanto, Riyanto and Wahono, Wahono and Nurshodiq, Nurshodiq (1996) Keluarga sejahtera menurut sistem budaya masyarakat pedesaan Jawa Tengah. Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Jawa Tengah, Semarang.

[img]
Preview
Text (Buku ini berisi penjelasan tentang keluarga sejahtera menurut sistem budaya masyarakat pedesaan daerah Jawa Tengah)
KELUARGA SEJAHTERA MENURUT SISTEM BUDAYA MASYARAKAT PEDESAAN JAWA TENGAH.pdf - Published Version
Copyright All Rights Reserved

Download (38MB) | Preview

Abstract

Upaya Pemerintah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih tertinggal memperoleh momentumnya sejak dilancarkan Program lnpres Desa Tertinggal (IDT) di seluruh wilayah Indonesia. Hal itu berkaitan dengan suatu fakta betapa masih banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kelompok inilah yang menjadi sasaran program IDT, yang umumnya tinggal di daerah pedesaan. Program IDT melihat kemisikinan lebih menekankan pada kesatuan komunitas desa sehingga kemudian kita mengenal kategori "desa tertinggal" dan "desa maju". Dikatakan tertinggal bila di desa itu antara lain masih banyak ditemukan penduduk yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar. Sedangkan desa yang dikategorikan maju bila penduduk di desa itu telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara memadai. Perkembangan sosial ekonomi di desa maju ini lebih dinaniis dibandingkan desa tertinggal. Sementara itu BKKBN membuat kategori "keluarga sejahtera" menjadi lima: keluarga pra-sejahtera, keluarga sejahtera (KS) tahap I, KS tahap II, KS tahap III, dan SK tahap III plus. Dari data ini kita bisa mengetahui status sebuah desa, termasuk maju atau tertinggal.

Hanya persoalannya, batasan "sejahtera" yang dibuat oleh BKKBN maupun status desa yang dibuat BPS tersebut seringkali berbeda dengan realitas yang sebenarnya. Persoalan inilah yang dikaji dalam penelitian ini, terutama ingin melihat bagaimanakah persepsi dan aspirasi penduduk pedesaan di Jawa Tengah tentang keluarga sejahtera. Oiasumsikan, bahwa batasan kultural sangat mempengaruhi persepsi mereka tentang hidup sejahtera dan keluarga sejahtera. Tujuan pengkajian ini ialah hendak mengungkap persepsi dan aspirasi penduduk desa di Jawa Tengah tentang keluarga sejahtera yang mungkin berbeda dengan batasan keluarga sejahtera yang dirumuskan BKKN (Pemerintah). Oleh karena itu pengkajian ini bersifat kualitatif dan metodenya juga kualitatif. Data digali melalui observasi, wawancara mendalam, dan dari data-data institusional, Setelah terkumpul, data dianalisis secara kualitatif pula, yaitu dengan menggunakan bantuan konsep/teori ilmu-ilmu sosial.

Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep keluarga sejahtera menurut penduduk desa yang diteliti sangat bervariasi. Namun demikian, ada satu kesamaan pandangan bahwa pengertian sejahtera tidak hanya terbatas pada terpenuhinya kebutuhan material melainkan juga kebutuhan spiritual. Dengan kalimat lain, suatu keluarga dikatakan sejahtera bila kebutuhan material dan spiritual dapat terpenuhi secara seimbang. Dua dimensi itu harus selalu hadir secara bersamaan dalam suatu keluarga. Kesamaan lainnya ialah bahwa untuk mencapai tingkat kesejahteraan tertentu orang tidak bisa melepaskan dengan lingkungan sosialnya. Artinya, keluarga itu dapat hidup sejahtera bila kewajiban sosialnya tidak ditinggalkan dan selalu menjaga keharmonisan hubungan sosial. Sedangkan variasi perbedaan pandangan tentang keluarga sejahtera lebih banyak dipengaruhi oleh latar belakang individu masing-masing. Namun yang membedakan sesungguhnya bukan substansinya melainkan strategi dalam meraih kesejahteraan itu.

Item Type: Book
Subjects: Pendidikan > Kebudayaan
Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan
Divisions: Direktorat Jenderal Kebudayaan
Depositing User: Sekretariat Ditjen Kebudayaan
Date Deposited: 02 Feb 2024 02:53
Last Modified: 02 Feb 2024 02:53
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/29513

Actions (login required)

View Item View Item