Swastiwi, Anastasia Wiwik and Bunari, Bunari and Gafnesia, Dahsyat and Kusumajadi, Benny and Budhowi, M. (2012) Pulau Galang wajah humanisme Indonesia : penanganan manusia perahu Vietnam 1979-1996. Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Jakarta. ISBN 978-979-18033-6-6

[img]
Preview
Text
PULAU GALANG WAJAH HUMANISME INDONESIA.pdf - Published Version
Copyright All Rights Reserved

Download (53MB) | Preview

Abstract

Keberhasilan penanganan pengungsi Vietnam yang lebih dikenal sebagai "boat people" (manusia perahu) pada periode 1975-1996 merupakan sukses politik luar negeri Indonesia terutama pada kawasan ASEAN. Sayang penerbitan buku mengenai masalah ini sangat langka sehingga masyarakat tidak mengetahui bahwa kita dalam dua dekade telah menyelamatkan ratusan ribu manusia yang terkatung-katung di tengah laut dan terdampar di berbagai pulau di Kepulauan Riau serta memproses pemberangkatannya ke negara ketiga untuk menempuh kehidupan baru.

Sejarah pengungsi Vietnam di Kepulauan Riau itu dapat dibagi atas tiga periode. Tahun 1975-1978, manusia perahu Vietnam mendarat di berbagai pulau dan ditampung di rumah-rumah penduduk atau bangunan yang disediakan pemerintah daerah. Sebagian mereka sempat disalurkan ke negara ketiga melalui
Jakarta. Peningkatan jumlah pengungsi secara massif menyebabkan mereka perlu dikumpulkan pada sebuah pulau yakni pulau Galang tempat dilakukan proses seleksi tahun 1979-1989. Ketika dalam perkembangan selanjutnya migrasi itu lebih bersifat ekonomi ketimbang alasan politik maka dilakukan kebijakan baru yang lebih ketat dalam melakukan sekrening sejak 1989. Tahun 1996 kamp pengungsi pulau Galang ditutup.

Ketika kamp pengungsi Vietnam itu akan ditutup tahun 1996 maka pujian juga disampaikan televisi asing. Pemulangan pengungsi Vietnam ini dilaksanakan oleh Komando Tugas Kemanusiaan Galang 96 itu yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Arie J Kumaat. Kajime Kitamura, Kepala Biro TV Asahi News yang berkedudukan di Hanoi, beserta 3 orang wartawannya meliput suasana penutupan kamp pengungsi ini 15 sampai 18 Juli 1996. Menurut mereka dibandingkan dengan beberapa kamp pengungsi seperti Hongkong dan Thailand, kondisi manusia perahu di Pulau Galang adalah yang terbaik. Hal ini dapat ditandai atau dilihat dengan tersedianya sarana air, listrik, jalan serta tempat ibadah yang baik. Petugas yang mengawasi para manusia perahu dinilai mempunyai disiplin yang tinggi dan dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai pengawas. Hubungan antara petugas dan manusia perahu dinilai cukup baik, dan kerjasama antara petugas dengan UNHCR dirasakan sangat erat. Mengenai kesiapan kapal angkut, tim menilai bahwa kapal sudah memenuhi syarat yang ditentukan, terutama karena tersedianya kelengkapan sarana seperti portable toilet, TV, ruang untuk menampung orang yang sakit dan lain sebagainya, yang dapat menjamin bahwa penumpang akan sampai di tempat tujuan dalam keadaan sehat.

Item Type: Book
Subjects: Pendidikan > Kebudayaan
Pendidikan > Kebudayaan > Nilai Budaya
Pendidikan > Kebudayaan > Sejarah Indonesia
Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan
Divisions: Direktorat Jenderal Kebudayaan
Depositing User: Sekretariat Ditjen Kebudayaan
Date Deposited: 22 Jan 2024 03:32
Last Modified: 22 Jan 2024 03:32
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/29188

Actions (login required)

View Item View Item