Grace Somelok, Grace (2022) Kolam tujuh Bidadari, Tuar Tifat Putri Pit Tauf Liang, Der Teich Der Sieben Feen. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Ambon. ISBN 9786231943170

[img]
Preview
Text (Cerita rakyat dari Maluku yang diterjemahkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa indonesia, bahasa daerah Kur Maluku Tenggara Tual, Bahasa Jerman. Dikeluarkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku)
Kolam 7 Bidadari.pdf
Copyright All Rights Reserved

Download (8MB) | Preview

Abstract

Dahulu kala, di Negeri Liang, hiduplah seorang lelaki yang bernama Upu Latu Ohar. Suatu hari, Upu Latu Ohar pergi ke hutan. Di tengah hutan mendapati ada bidadari yang sedang mandi. kemudian ia mendekati tumpukan selendang untuk mengintip mereka. Setelah itu, ia mencuri selendang berwarna merah milik salah satu bidadari. Ia bawa ke rumah dan menyimpannya di atas genteng agar tidak ada yang tahu. Selesai mandi, para bidadari pun mengambil selendang mereka. Namun yang ada, hanya enam selendang. Sayangnya, si bungsu ditinggal sendirian karena selendangnya tidak ada. Saat itu, Upu Latu Ohar dengan berani menampakan diri sebagai seorang penolong dengan tujuan ingin membantu sang bidadari. Sehingga bidadari pun percaya untuk dibawa ke rumah. Sang bidadari juga diperkenalkan kepada keluarga besarnya. Lalu, mereka menikah. Setelah beberapa bulan bidadari mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang ganteng bernama Huri Latu. Hari berlalu, bulan berganti, keenam bidadari mulai mengatur siasat untuk kembali menjemput adik mereka di bumi tetapi tidak menemukannya dan kembali lagi ke khayangan. Suatu ketika, Upu Latu Ohar pergi menjala ikan di laut. Sambil menyusui Huri Latu, tanpa sengaja bidadari melihat ada sebuah bambu di atas genteng rumah. Rasa penasaran bidadari itu memaksanya untuk mengambil bambu tersebut. Ternyata di dalamnya terdapat selendang yang telah lama hilang. Dia sangat bahagia selendang yang hilang akhirnya ditemukan.. Namun antara senang dan sedih, dia memilih untuk kembali mendapatkan kebagiaan menjadi bagian dari keluarga kahyangan. Saat Upu Latu Ohar pulang ke rumah, dia tidak lagi menemukan istrinya. Dia teringat akan selendang merah milik istrinya yang disimpan di bambu Selendang itu satu-satu alasan yang membuat istrinya ada bersamanya selama ini. Upu Latu Ohar pergi mencari gunung yang paling tinggi di Maluku Tengah, agar bisa sampai ke kahyangan tapi usahanya gagal. Tiba-tiba muncul seekor burung elang raksasa. Dan menawarkan bantuan untuk terbang ke kayangan. Tak lama sampailah mereka di khayangan, Upu Latu Ohar langsung mencari istrinya dan mendapati ketujuh bidadari. Upu Latu Ohar langsung menuju kesalah satu bidadari dan memegangnya. Hal ini terdengar sampai ke telinga raja kahyangan. Raja sangat marah sekali. Lalu Raja memberinya tantangan besok, untuk memilih perempuan yang sebenarnya adalah istrinya. Oleh karena pilihan itu tepat, raja mengizinkan Upu Latu Ohar menikahi kembali putrinya dan keduanya kembali ke bumi dan hidup bahagia.

Item Type: Book
Subjects: Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan
Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Bahasa Indonesia
Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Cerita anak
Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Literasi
Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Bahasa Daerah
Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Cerita rakyat
Pendidikan > Kebudayaan
Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya
Divisions: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Kantor Bahasa Maluku
Depositing User: Kantor Bahasa Provinsi Maluku
Date Deposited: 10 Mar 2025 07:19
Last Modified: 10 Mar 2025 07:19
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/29060

Actions (login required)

View Item View Item
slot gacor slot gacor https://karachiislamicus.com/ santuy4d garuda slot slot pulsa slot 5000 santuy4d rtp garudaslot slot gacor