Hasan, Husni and Hatta, Zuhardi and Widarny, Elly and G., A. Rahman and Saleh, M. (1996) Pengaruh intensifikasi pertanian terhadap sistem pertanian tradisional di Aceh. Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Istimewa Aceh, Banda Aceh.

[img] Text
Pengaruh Intensifikasi Pertanian Terhadap Sistem Pertanian di Aceh.pdf - Published Version
Copyright All Rights Reserved

Download (43MB)

Abstract

Dengan dilakukan 2 (dua) kali masa panen setahun dan didorong oleh berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya disektor pertanian nampaknya telah menggeser keberadaan upacara kegiatan pertanian. Dewasa ini petani Desa Simpang Peut sudah jarang mengadakan selamatan setiap tahapan turun ke sawah. Petani generasi sekarang umumnya sudah kurang memahami lagi makna dari upacara selamatan tersebut. Mereka telah berfikir kritis di mana upacara dalam kegiatan pertanian tidak dapat memberikan hasil produksi padi yang maksimal. Hal ini ditunjang pula oleh warganya yang islami yang taat serta kedalaman iman yang semakin tinggi dan pola berfikir mereka yang semakin rasional.
Dalam tahap penggunaan alat pengolahan lahan, pengetahuan petani mengalami perubahan setelah adanya intensifikasi pertanian. Fungsi : "jiengki" sebagai wadah padi ketika ditumbuk untuk menjadi beras secara berangsur-angsur diganti dengan "huller" mesin penggiling padi. Kini "jiengki" jarang sekali digunakan oleh penduduk Desa Simpang Peut. Begitu pula dengan alat untuk membajak, telah mengalami pergeseran setelah adanya penggunaan alat traktor tangan untuk membalik dan menggemburkan tahan sawah. Dengan menggunakan traktor tangan, berarti menghemat waktu dan tenaga. Namun tidak semua peralatan baru diterima oleh petani, seperti traktor sulit untuk dimiliki karena harga yang tidak terjangkau oleh petani.
Sekarang tahap-tahap pengolahan lahan sawah hingga panen tidak banyak menyita waktu petani. Di antara tahap-tahap tersebut, petani masih memiliki waktu-waktu luang, yaitu sebelum pengolahan lahan sawah atau sebelum panen dan setelah panen. Waktu luang tersebut digunakan oleh petani yang bersangkutan untuk bekerja di luar bertani seperti, sebagai nelayan, memanjat pohon kelapa mugee perantara penjual temak dan lain sebagainya.

Item Type: Book
Subjects: Pendidikan > Kebudayaan
Pendidikan > Kebudayaan > Kearifan lokal
Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya
Divisions: Direktorat Jenderal Kebudayaan
Depositing User: Sekretariat Ditjen Kebudayaan
Date Deposited: 03 Jan 2024 00:01
Last Modified: 03 Jan 2024 00:01
URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/27503

Actions (login required)

View Item View Item
garudaslot 55tbet garudaslot santuy4d garuda slot