Yono, Sri and Muntihanah, Muntihanah (2018) Tingkat apresiasi sastra siswa SD di Kabupaten Merauke. Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa, Papua. ISBN 9786029251760
Text
TkApresiasiSastraSiswaSD_2018.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (2MB) |
Abstract
Secara keseluruhan tingkat apresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar di Kabupaten Merauke yang mencakupi apresiasi langsung dan apresiasi tidak langsung untuk materi cerita rakyat, puisi, dan drama masih berada pada tataran kurang dengan nilai rata-rata 5,3. Jika diperinci per materi, dapat digambarkan sebagai berikut. Capaian rata-rata untuk apresiasi sastra pada materi cerita rakyat adalah 7,5 dan masuk pada kategori cukup. Sementara itu, capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra pada materi puisi adalah 4,9 dan masuk pada kategori kurang. Sedangkan capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra pada materi drama adalah
3,5 dan masuk pada kategori kurang. Tingkat apresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar di Kabupaten Merauke juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari hasil analisis diketahui bahwa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat apresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar di Kabupaten Merauke adalah materi apresiasi sastra, status dan lokasi sekolah, serta cara pengapresiasian sastra (apresiasi sastra secara langsung dan apresiasi sastra secara tidak langsung).
Faktor materi apresiasi sastra memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada capaian tingkat apresiasi sastra para pemelajar. Materi apresiasi sastra yang dimaksud adalah cerita rakyat, puisi, dan drama. Pada materi cerita rakyat secara keseluruhan hasil yang dicapai para pemelajar baik apresiasi sastra secara langsung maupun apresiasi sastra secara tidak langsung masih berada pada tataran cukup. Untuk materi puisi, capaian nilai rata-rata para pemelajar baik apresiasi sastra secara langsung maupun apresiasi sastra secara tidak langsung lebih rendah jika dibandingkan dengan materi cerita rakyat. Tingkat apresiasi para pemelajar pada materi puisi ini termasuk pada kategori kurang. Sementara itu, capaian nilai rata-rata para pemelajar untuk materi drama baik apresiasi sastra secara langsung maupun apresiasi sastra secara tidak langsung adalah yang terendah jika dibandingkan dengan capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra pada materi cerita rakyat dan puisi. Tingkat apresiasi para pemelajar pada materi drama ini termasuk pada kategori kurang. Jika diklasifikasikan berdasarkan tingkat keberhasilan para pemelajar di dalam pengapresiasian sastra berdasarkan materi apresiasi sastra maka urutannya adalah yang pertama cerita rakyat, kedua puisi, dan yang terakhir adalah drama. Indikator lain untuk mengetahui tingkat keberhasilan apresiasi sastra terlihat dari jumlah pemelajar yang mendapatkan nilai baik. Secara berturut-turut dapat digambarkan sebagai berikut. Jumlah
pemelajar yang mendapat nilai baik pada materi cerita rakyat adalah 23,6%, puisi 4,2%, drama 2,8%. Begitu pun jika dilihat dari jumlah pemelajar yang masuk pada kategori kurang. Jumlah pemelajar yang mendapat nilai kurang pada materi cerita rakyat adalah 12,5%, puisi 55,5%, dan drama 91,6%. Faktor status sekolah dan lokasi sekolah merupakan faktor kedua yang turut andil di dalam capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra para pemelajar. Sekolah-sekolah dengan status unggul terbukti memiliki capaian nilai rata-rata apresiasi sastra tertinggi jika dibandingkan dengan sekolah sekolah yang berstatus menengah maupun berstatus bawah (tidak unggul). Selain faktor status sekolah, faktor lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan apresiasi sastra para pemelajar adalah lokasi sekolah. Dari hasil analisis diketahui bahwa sekolah-sekolah yang berada di dalam kota memiliki tingkat apresiasi sastra yang lebih baik jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berlokasi di luar kota atau pelosok. Faktor terakhir yang memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap tingkat apresiasi sastra para pemelajar sekolah dasar di Kabupaten Merauke adalah cara mengapresiasi sastra itu sendiri. Cara pengapresiasian sastra yang dimaksud adalah apresiasi sastra secara langsung dan apresiasi sastra secara tidak langsung. Dari hasil analisis diketahui bahwa capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra secara langsung untuk materi cerita rakyat, puisi, maupun drama terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan capaian nilai rata-rata untuk apresiasi sastra secara tidak langsung. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar para pemelajar masih mengalami kendala masalah penguasaan teori sastra baik yang berkenaan dengan prosa, puisi, maupun drama.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Sekolah > Sekolah Dasar Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Penelitian Bahasa dan Sastra |
Divisions: | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Balai Bahasa Papua |
Depositing User: | Balai Bahasa Papua |
Date Deposited: | 24 Jan 2020 02:50 |
Last Modified: | 24 Jan 2020 02:50 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/16672 |
Actions (login required)
View Item |