Amin, Basri (2019) H. B. Jassin dan gema Gorontalo : literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia. Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa, Gorontalo. ISBN 978-602-53283-4-3
Text
Buku HBJassin-November 2019.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (11MB) |
Abstract
Buku ini adalah sejenis “laporan sementara” yang mampu
saya persembahkan kepada sidang pembaca. Tak ada
rencana awal untuk menulis seorang tokoh besar yang
dimiliki oleh republik ini. Sebagaimana kata Gus Dur, H.B. Jassin
adalah “raksasa”. Di sebuah kesempatan, Jassin juga pernah
menggunakan perlambangan, tentang bagaimana mungkin bisa
memukul “gajah dengan sebatang lidi”. Dengan analogi yang sama,
manalah mungkin bisa menghasilkan sebuah buku yang memadai
tentang orang besar di bidang kesusastraan yang menguasai
dengan baik setidaknya empat bahasa ilmu pengetahuan di dunia.
Kita butuh banyak buku tentang H.B. Jassin.
Sejauh ini, tema kajian yang saya kembangkan sejak 2015
adalah tentang jejak-jejak literasi Gorontalo di awal abad ke-20.
Alhamdulillah, perjalanan untuk tema ini sudah berbuah buku
“Menggerakkan Roda Zaman: Rujukan Sejarah Perempuan
Gorontalo” (2017). Dalam proses yang serupa, ketertarikan saya
kepada sisi-sisi biografis dari perkembangan literasi Gorontalo
kemudian menemukan pintu masuk baru, yakni pembentukan kelas
menengah-awal Gorontalo. Mereka adalah kalangan terdidik paling
awal yang bersentuhan dengan tiga dunia sekaligus: lokalitaskampung halaman (daerah), aspirasi dan kesadaran nasional
(nasionalisme) dan koneksi bacaan dunia (globalitas). Diakui, hampir
seluruh data tentang tema ini bersifat fragmentaris, sebagaimana
terlacak pada sejumlah surat, tulisan di koran/majalah, foto-foto,
memoar, dan di artikel-artikel media tercetak.
Pengantar
8
Sejak Juli 2018, dalam keadaan yang dikepung dengan “data
literasi”, sejumlah dugaan, praduga dan perasaan, yang
kesemuanya hadir silih berganti dengan pikiran-pikiran sendiri
yang hendak saya bangun, muncullah satu keyakinan bahwa masih
ada “sesuatu” yang masih tersisa yang ditinggalkan orang (pakar,
sastrawan, budayawan, peneliti, jurnalis, dst) tentang H.B. Jassin.
Keyakinan akan sesuatu itulah yang membuat tulisan ini (masih)
terus bergerak dan pelan-pelan sudah mencapai beberapa hal (?),
sebagaimana hendak disuguhkan melalui buku ini, di bulan Juli
menjelang kita memperingati 102 tahun H.B. Jassin (1917-2019).
Melalui ruang terbatas ini saya menyampaikan terima kasih yang
tak terhingga kepada beberapa pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan ini. Pertama-tama, terima
kasih kepada asisten peneliti saya, Rezki Daud dan Delfa Tanus,
yang dengan sabar dan lincah membantu mengatur timbunan
bahan dan dokumentasi yang saya butuhkan. Terima kasih tak
terhingga kepada Wati Razak-Unonongo, istriku yang selalu sabar
dan disiplin, dan atas semua kesediaannya mengatur ruang kerja
saya, menyediakan “vitamin” dan tak banyak memberi tugas
tambahan di rumah. Adila dan Naya yang selalu sibuk, minta
dilayani, dan suka berdebat dengan ayahnya, sambil ditemani
pisang goroho. Kalian semakin besar, tapi kalian tak wajib
menyukai, dan apalagi terbayangi, dengan semua karya-karya
(tulis) ayah. Dengan kepala tegak, teruslah maju, menjadilah diri
sendiri dan beranilah menegakkan kebenaran dan kebajikan bagi
semua orang.
Tanpa bantuan dan dukungan Kak Rita Jassin di PDS H.B. Jassin
di Taman Ismail Marzuki, saya tak akan mampu menemukan
“mutiara terpendam” tentang kegorontaloan H.B. Jassin dalam
kiprah hidup dan karya-karya beliau. Banyak terima kasih atas
kerjasama Kak Rita yang selalu saya repotkan dengan sejumlah
permintaan selama mengumpul data (2018-2019). Terima kasih
kepada staf PDS H.B. Jassin, Pak Agung dkk, serta Pak Diki, kepala
9
PDS di Jakarta, atas segala bantuannya. Semua dokumen dan
arsip yang digunakan dalam buku ini bersumber dari PDS H.B.
Jassin yang diperkenankan untuk saya akses selama riset.
Kolega saya di Pusat Analisis Regional (PuSAR) dan Lembaga
Kajian Sekolah dan Masyarakat (LekSEMA), M. Sarlin, Helman
Manay, Tonny Mondong, Samsi Pomalingo, dan Meylan Saleh,
banyak terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Kepada
kedua sahabatku, Mas Nadzif dan Im Husain, tak terkira terima
kasihku karena buku ini tampak elok dan asyik. Sejak Maret
2019, saya beroleh dukungan, fasilitas, kebersamaan dan teman
berbagi dari kawan-kawan di Perpustakaan Universitas Negeri
Gorontalo (UNG), pak Haji Herman, Bayu, Hans, Rosita, Rahma,
Mas Bambang, Ria, Tuti, Alun, Ari, Vidin, Yayu, Mirna, dan semua
kolega. Terima kasih atas kerjasamanya sejauh ini.
Kepada Kepala Kantor Bahasa Gorontalo, Dr. Sukardi Gau,
banyak terima kasih atas dukungannya sehingga dapat
diterbitkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, baik di
Gorontalo maupun kepada masyarakat “bahasa Indonesia” di
ratusan tempat di negeri ini. Catatan pengantar oleh Prof. Gufran
Ibrahim, sebagai senior yang kini beroleh amanah sebagai Kepala
Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud, R.I telah
memberi sudut pandang tersendiri atas buku ini. Terima kasih,
Prof. Gufran! Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita berserah.
Selamat membaca!
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Sekolah > Literasi Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan Pendidikan > Kebudayaan |
Divisions: | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa > Kantor Bahasa Gorontalo |
Depositing User: | Kantor Bahasa Gorontalo |
Date Deposited: | 24 Jan 2020 02:42 |
Last Modified: | 24 Jan 2020 02:42 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/16615 |
Actions (login required)
View Item |