Prasetyo, Bagyo and Astiti, Ni Komang Ayu and Marhaeni, Tri and Harkatiningsih, Naniek and Nastiti, Surti Nastiti (2011) KALPATARU Majalah Arkeologi vol 20 nomor 2. KALPATARU Majalah Arkeologi, 20 (2). 01-74. ISSN 0126 - 3099
|
Text
kalpataru 20( 2).PDF - Published Version Download (55MB) | Preview |
Abstract
MENGGALI POTENSI ARKEOLOGI
KABUPATEN PONTIANAK, PROVINS! KALIMANTAN BARAT: DALAM UPAYA PENENTUAN CAGAR BUDAYA
agyo Prasetyo
Pesisir Pantai Barat Kalimantan Barat khususnya di wilayah Kabupaten Pontianak secara strategis mempunyai peranan penting sebagai jalur keluar-masuk dari dan ke luar wilayah Kalimantan. Selayaknya data tinggalan arkeologi banyak ditemukan di wilayah ini. Namun demikian hasil pendataan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat sedikit sekali informasi tentang kehadiran tinggalan arkeologi yang diduga sebagai cagar budaya. Oleh karena itu di dalam tulisan ini dikemukan basil upaya menggali potensi arkeologi (cagar budaya) di Kabupaten Pontianak sebagai bagian dari kegiatan penelitian eksplorasi situs-situs arkeologi di Pesisir Pantai Barat Kali man tan Barat yang dilakukan tahun 2011.
ANALISIS LABORATORIS KUALITAS BATA DARI MENAPO PEMANDIAN AYAM DI KOMPLEKS PERCANDIAN MUARA JAMBI, PROVINS! JAMBI
Ni Komang Ayu Astiti
Kompleks Situs Percandian Muara Jambi secara administratif terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muara Jambi yang meliputi tujuh desa. Kompleks ini merupakan situs_yang berisi tinggalan arkeologi baik berupa fitur (feature) yaitu dalam bentuk candi, menapo, kolam, dan parit. Bangunan candi dan struktur bangunan yang ditemukan pada menapo - menapo di kompleks ini terbuat dari bata.
PEMUKIMAN SRiWIJAYA DI KOTA KAPUR
PULAU BANGKA
Tri Marhaeni S. Budisantosa
Kota Kapur terletak di pantai barat Pulau Bangka, adalah salah satu dari situs Sriwij'aya. Penelitian arkeologi di Kota Kapur dilakukan secara intensif pada tahun 1994 - 1996. Penelitian arkeologi dilakukan pula pada tahun 2007 dan 2010 bersamaan dengan kegiatan kajian pelestarian •
dan pemanfaatan situs. Rangkaian penelitian tersebut dirancang untuk menjajagi kompleksitas budaya Hindu-Buddha kerajaan Sriwijaya di Situs Kota Kapur. Salah satu topik yang belum dibahas adalah arkeologi pemukiman. Survei dan ekskavasi di situs tersebut selama ini menemukan tinggalan arkeologi yang menunjukkan komponen dan kegiatan pemukiman yang ciri-cirinya sama seperti pada ibukota Srlwijaya. Makalah ini dimaksudkan untuk membahas kemungkinan faktor lingkungan alam dan keagamaan yang mempengaruhi sebaran komponen pemukiman serta bagaimana kedudukan
KAJIAN KEWILAYAHAN PENGARUH KOLONIAL DI NUSANTARA:
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN*)
Na1'Iiek Harkantiningsih, Sarjiyanto, Libra Hari Inagurasi, dan Danang Rudatin
Penulisan ini, akan membahas bukti arkeologis dalam rentang periode masuknya pengaruh barat. Secara lebih khusus, mencoba memberikan perhatian pada kajian kewilayahan bertitik tolak pada ekonomi, politik, sosial-budaya, dan lingkungan yang diakibatkan oleh potensi wilayah. Pengaruh kolonial merupakan cikal bakal kebijakan-kebijakan di hampir segala bidang pada masa itu, pembagian dan penguasaan wilayah berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki, terutama di bidang ekonomi. Dari sini berdampak pada penguasaan politik, pengaruh sosial, dan budaya .. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas asing selalu beraktivitas di wilayah sumber komoditi dan berlokasi di daerah yang strategis. Pengaruh kolonial selalu di tandai oleh fasilitas fisik, antara lain perbentengan dan bangunan infrastruktur lainnya. Sistem perkotaannya menunjukkan sifat perkotaan kolonial dengan wilayah-wilayah penyangga. Kehadiran bukti-bukti arkeologi masa kolonial memperjelas kronologi dan hubungan antarwilayah yang menjadi dasar untuk merekonstruksi networking --menghubungkan dengan wilayah lainnya yang tersebar diseluruh kawasan Nusantara dengan wilayah di negara lainnya--.
Keseluruhan proses kolonialisme memberi andil atau berpengaruh terhadap bentuk keragaman budaya baru di Nusantara, dalam berbagai aspek ekonomi, sosial-budaya, lingkungan misal cara berfikir, gaya hidup, berperilaku, industrialisasi (revolusi industri), energi, transportasi, pertambangan, perkebunan, pertanian, termasuk manffestasi kebendaannya yang dapat diamati langsung sebagai peninggalan arkeologi.
PEMASYARAKATAN ARKEOLOGI
DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER BAN GSA*)
Titi Surti Nastiti**)
Abstrak. Seperti diketahui banyak tinggalan arkeologis yang hancur karena ulah para penggali bata seperti di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dan Dusun Nglempong, Desa Tirto, Kecamatan Salam, Jawa Tengah. Situs pemukiman yang seharusnya dapat menggambarkan pola-pola pemukiman pada masa lalu, sudah tidak bisa direkonstruksi secara utuh lagi. Se lain itu ada penghancuran sistematis dengan cara lain seperti penggali pasir atau berburu harta karun dengan menggali kuburan-
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebijakan Umum Kemendikbud > Penelitian dan Pengembangan |
Divisions: | Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional |
Depositing User: | Mrs Murnia Dewi |
Date Deposited: | 05 May 2017 23:36 |
Last Modified: | 05 May 2017 23:36 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/1327 |
Actions (login required)
View Item |