Sutarto, Ayu Sekilas tentang masyarakat tengger. Working Paper. Direktorat Jenderal Kebudayaan: BPNB D.I. Yogyakarta.
|
Text
Masyarakat_Tengger.pdf Download (100kB) | Preview |
Abstract
Sejak zaman Majapahit dataran tinggi Tengger dikenal sebagai wilayah yang
damai, tenteram, dan bahkan rakyatnya terbebas dari membayar pajak yang disebut
titileman1. Jenderal Thomas Stamford Raffles sangat mengagumi orang Tengger.
Dalam The History of Java ia mengemukakan bahwa pada saat berkunjung ke tempat
yang sejuk itu, ia melihat orang Tengger yang hidup dalam suasana damai, teratur,
tertib, jujur, rajin bekerja, dan selalu gembira. Mereka tidak mengenal judi dan
candu. Ketika Raffles bertanya tentang perzinahan, perselingkuhan, pencurian, atau
jenis-jenis kejahatan lainnya, mereka yang biasa disebut sebagai orang gunung itu
menjawab bahwa hal-hal tersebut tidak ditemui di Tengger.2
Kejujuran dan ketulusan orang Tengger masih dapat dilihat sampai hari ini.
Angka kejahatan di desa-desa Tengger pada umumnya hampir selalu nol. Suasana
damai, tenteram, aman, dan penuh toleransi yang tercermin dalam kehidupan seharihari
orang Tengger dapat dijadikan acuan dalam periode formatif Indonesia modern.
Tengger adalah sebuah pusaka saujana (cultural landscape) yang apabila dibina dan
dikelola dengan benar, eksistensinya akan memberi sumbangan yang lebih berarti
bukan hanya bagi dirinya, melainkan juga bagi Indonesia.
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Sejarah Indonesia Pendidikan > Kebudayaan > Warisan budaya Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPNB D.I.Yogyakarta |
Depositing User: | Ilma Avitrianti |
Date Deposited: | 27 Mar 2017 08:32 |
Last Modified: | 27 Mar 2017 08:32 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/1106 |
Actions (login required)
View Item |