Mhd., Nur and Thaib, Puti Reno Raudha and Jamrah, Alfian and Arda, Fitra and Nurmatias, Nurmatias and Undri, Undri (2016) Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah dalam melawan penjajah Belanda di Minangkabau pada abad ke-19. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, Padang. ISBN 978-602-6554-04-8
Text
ST.BAGAGARSYAH.pdf Download (5MB) |
Abstract
Berbicara tentang perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah dalam menciptakan kondisi keamanan, mengerakkan masyarakat Minangkabau untuk mengusir Belanda, dan memajukan masyarakat Minangkabau merupakan periode sejarah yang menarik perhatian, karena terjadinya pertentangan antara Kaum Adat dan Kaum Agama yang sangat hebat di Minangkabau pada awal abad ke-19. Masing-masing kelompok memiliki tujuan dan sasaran tersendiri dalam memajukan masyarakat Minangkabau. Keinginan untuk memajukan agama di satu pihak dan adat serta tradisi pada pihak yang lain. Semangat yang dimiliki oleh Sultan Alam Bagagar Syah, Raja Alam Minangkabau bersama masyarakat tidak ternilai harganya. Melalui kebijakan yang sangat hati-hati dan berisiko tinggi, Sultan Alam Bagagar Syah berhasil melawan pemerintahan Belanda tanpa merusak tradisi adat dan agama. Kondisi ini juga dialami oleh para pemimpin Indonesia lainnya pada masa pergerakan nasional dan zaman Jepang dengan terpaksa bekerjasama (kooperasi) dengan pemerintah jajahan, tetapi tujuan tetap satu yaitu mengusir penjajahan dan Indonesia Merdeka. Akan tetapi kondisi pada masa pergerakan nasional jauh lebih baik karena diorganisir oleh kalangan intelektual. Namun tetap saja terdapat kelompok yang tidak mau bekerjasama (nonkooperasi) sama sekali dengan pihak penjajah. Taktik Sultan Alam Bagagar Syah tersebut adalah upaya untuk mengerakkan massa, merebut kekuasaan, mempertahankan, dan mengusir Belanda di Minangkabau. Hal ini merupakan kebijakan politik yang cocok dalam kondisi masyarakat Minangkabau yang sedang konflik ketika itu. Sebagai penganut agama Islam dan adat yang kuat, Sultan Alam Bagagar Syah sangat peduli terhadap keduanya supaya tetap harmonis sesuai dengan prinsip “Adat Basyandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah”. Antara adat dan agama Islam di Minangkabau adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan. Sultan Alam Bagagar Syah dididik secara Islam dan pendidikan formal
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Siswa Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Nilai Budaya Pendidikan > Kebudayaan > Cagar Budaya Pendidikan > Kebudayaan > Tokoh Nasional Pendidikan > Kebudayaan > Sejarah Indonesia |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan > Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan > BPNB Sumatera Barat |
Depositing User: | Mr Mardoni Mardoni |
Date Deposited: | 26 Feb 2019 02:08 |
Last Modified: | 26 Feb 2019 02:08 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10454 |
Actions (login required)
View Item |