Rawis, Joyly (2011) Montulungi pada suku bangsa saluan di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Organisasi Sosial . Direktorat Tradisi, Jakarta. ISBN 978-602-9052-11-4
|
Text (Buku ini berisi penjelasan tentang tradisi montulungi)
MONTULUNGI PADA SUKU BANGSA SALUAN D KABUPATEN BANGGAI SULTENG.pdf - Published Version Copyright All Rights Reserved Download (40MB) | Preview |
Abstract
Mayoritas penduduk Banggai adalah masyarakat pedesaan. Sebagai suatu daerah dengan topografi khasnya, maka tumbuh berbagai kelompok masyarakat yang masing-masing memiliki ciri khas budaya seperti: bahasa, adat istiadat, tradisi, profesi dan sebagainya. Walaupun demikian, kehidupan antar kelompok masyarakat atau suku bangsa terjalin baik dan harmonis.
Di wilayah Banggai terdapat beberapa suku bangsa asli seperti : suku bangsa Balantak, Banggai, Masama, Bajo dan Saluan. Suku bangsa Saluan merupakan yang terbesar dan menyebar disebagian besar pesisir timur daerah di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Secara geografis yang didiami suku bangsa Saluan adalah di sebelah barat berbatasan dengan wilayah suku bangsa Pamona dan Bungku. Sedangkan sepanjang pantainya terbuka bagi hubungan dengan kebudayaan lain khususnya dibagian utara yang didominasi pengaruh kerajaan Islam Ternate Maluku Utara.
Sejak perkembangannya, suku bangsa Saluan telah mengembangkan kebudayaannya, tapi tidak lepas dari berbagai pengaruh dan corak kebudayaan lain. Walaupun demikian, setidaknya memiliki perwujudan budaya dengan ciri khasnya tersendiri yang patut diketahui dan diresapi kearifannya untuk dijadikan kerangka acuan dalam menuju kehidupan kedepan serta dapat dijadikan cermin untuk menilik pola kehidupan dan falsafah hidup suku bangsa Saluan.
Masyarakat suku bangsa Saluan sejak dahulu mengenal berbagai bentuk kerjasama baik dilakukan di lingkungan keluarga, kerabat maupun desa. Kerja sama atau gotong royong/tolong menolong dalam istilah umum adalah montulangi dimana meminta bantuan orang lain atau warga desa secara sukarela untuk menghadapi pekerjaan secara bersama-sama. Aktivitas tolong menolong ini mulanya di lakukan dalam bidang pertanian dengan istilah mosaut dan aktifitas menangkap ikan dengan istilah memboka kemudian terjadi pada pekerjaan mendirikan rumah (monsu'u), membuat pesta, peristiwa duka dan acara ritual (daur hidup) lainnya.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Kebudayaan > Kearifan lokal Pendidikan > Kebudayaan > Penelitian kebudayaan |
Divisions: | Direktorat Jenderal Kebudayaan |
Depositing User: | Sekretariat Ditjen Kebudayaan |
Date Deposited: | 22 Feb 2024 05:37 |
Last Modified: | 22 Feb 2024 05:37 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/29963 |
Actions (login required)
View Item |