Kemendikbud, BPPAUD dan Dikmas Sulawesi Selatan (2016) Model pembelajaran sains melalui laboratorium alam. Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Sulawesi Selatan, Makassar.
Text
model-pembelajaran-sains-melalui-laboratorium-alam-kementerian (1).pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (1MB) |
Abstract
Pengenalan sains pada anak usia dini lebih ditekankan pada proses dan hasil (penilaian autentik). Kegiatan bermain berbasis alam pada anak dapat berupa pengamatan, penjelajahan, percobaan, penemuan, dan pemecahan masalah yang dilakukan melalui kegiatan yang praktis dan mudah dilakukan anak. Pembelajaran semacam ini dapat disebut pembelajaran yang kontekstual dengan memanfaatkan alam untuk stimulasi otak anak dan rasa ingin tahu anak. Stimulasi pengembangan kognitif anak dapat dilakukan melalui pengenalan dan pembelajaran sains berbasis alam dengan memanfaatkan alam sebagai laboratorium atau tempat belajar sambil bermain anak seperti melakukan percobaan sederhana pembuatan minuman jus dari berbagai buah-buahan, mengenalkan berbagai jenis kupu-kupu (Taman Rekreasi Bantimurung), dan mengenal berbagai jenis tanaman sayuran dan bunga-bunga.
Kegiatan saintifik dalam laboratorium alam dapat dilakukan melalui kegiatan eksperimen pemanfaatan buah yang ada di lingkungannya. Pada kegiatan saintifik yang dilakukan di laboratorium alam, anak akan mengenal berbagai jenis binatang, tumbuhan, tanaman, bunga-bunga dengan pengamatan terhadap bagian-bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bunga hingga ke buah. Pada pembelajaran saintifik diharapkan anak melakukan pengamatan, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tentang obyek pengamatan pada laboratorium alam yang telah dikondisikan atau telah difasilitasi media/obyek yang berasal dari alam. Pembelajaran sains seperti ini yang semestinya dijarkan secara saintifik tidak dilakukan di lembaga PAUD, hal ini disebabkan karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di dalam ruangan, sehingga tidak bebas melakukan eksplorasi.
Hal lain kenyataan kondisi di lapangan, masih banyak tenaga pendidik mengenalkan sains kepada anak hanya sebatas pada media gambar, media tulisan yang harus dihafal, sehingga jika anak tidak dapat mengenal maupun menghafal membuat anak-anak menjadi takut pada sains.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Pendidikan > Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan > Guru dan Tenaga Kependidikan > Modul Pembelajaran > Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan > Sekolah Pendidikan > Sekolah > Pembelajaran |
Divisions: | Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah > Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah > BP-PAUD dan Dikmas Sulawesi Selatan |
Depositing User: | Iin Astuti |
Date Deposited: | 27 May 2020 10:25 |
Last Modified: | 28 May 2020 02:16 |
URI: | http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/18448 |
Actions (login required)
View Item |